Selasa, 21 April 2020

Hari Guru dan Hari Ulang Tahun PGRI | Hubungan dan Sejarah Singkatnya

PGRI singkatan dari Persatuan Guru Republik Indonesia, merupakan organasisasi profesi pendidik yang cikal bakal organisasinya sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Embrio tersebut bernama PGHB singkatan dari Persatuan Guru Hindia Belanda.

Awalnya, PGHB merupakan perkumpulan guru-guru pribumi yang mengabdikan dirisebagai guru di sekolah-sekolah Hindia Belanda. Awalnya para pendidik atau guru yang menjadi anggota organisasai PGHB merupakan para guru di sekolah rendah. Istilah yang dipakai pada masa itu adalah, sekolah ongko loro (sekolah angka dua atau sekolah tingkat dua).

Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) lahir pada tahun 1912. Anggota PGHB ada dari berbagai kalangan yang bersinggungan dengan pendidikan. Profesi selain guru yang menjadi anggota dan pengurus PGHB antara lain guru bantu, guru desa, kepala sekolah, dan para penilik sekolah (sekarang pengawas sekolah) yang bekerja di sekolah-sekolah di seluruh tanah air.

Dengan besarnya semangat kemerdekaan, lebih-lebih setelah peristiwa Sumpah Pemuda pada tahun 1928 yang menggaungkan penggunaan nama Indonesia. Begitu pula dengan PGHB yang memiliki semangat nasionalisme dan semangat kebangsaan. Maka, pada tahun 1932 PGHB mengubah nama menjadi Persatuan Guru Indonesia.

Penggunaan nama ‘Indonesia’ membuat pemerintah penjajah Belanda gerah. Waktu itu, penggunaan ‘Indonesia’ merupakan bentuk perlawan terhadap pemerintah Hindia Belanda.  Nah, PGI menunjukkan perlawanannya terhadap penjajahan. Guru-guru melawan penjajahan melalui pendidikan. Melalui semangat kemerdekaan di sekolah-sekolah.

Selanjutnya, seratus hari kemerdekaan Republik Indonesia, pada 24-25 November 1945 para guru yang terhimpun pada organisasi PGI mengadakan kongres. Pada kongres Guru Indonesia pada tahun 1945 ini, yang masih diliputi perang dan semangat mempertahankan kemerdekaan, kaum guru Indonesia menyatakan lahirnya wadah perjuangan kaum guru yang bernama PGRI atau Persatuan Guru Republik Indonesia.

Sejak saat itulah maka, setiap tanggal 25 November diperingati sebagai Hari Ulang Tahun Persatuan Guru Republik Indonesia atau HUT PGRI. Tidak hanya menyatakan diri membentuk PGRI, kaum pendidik dalam Kongres Guru Indonesia juga menentukan tiga tujuannya yaitu:
1.       Mempertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia;
2.       Mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dengan dasar kerakyatan;
3.       Membela nasib danhak buru pada umumnya, khususnya para guru.

Selanjutnya pada masa pemerintahan Soeharto yang menyebut diri sebagai Pemerintahan Orde Baru menetapkan tanggal 25 November sebagai Hari Guru Nasional. Penetapan Hari Guru Nasional ini berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia pada waktu itu. Keputusan Republik Indonesia  tentang Hari Guru Nasional ini dituangkan dalam Keppres Nomor 78 tahun 1994.

Selanjutnya, sejak 1995 peringatan Hari Guru Nasional diperingati secara bersamaan dengan Hari Ulang Tahun Persatuan Guru Republik Indonesia (HUT PGRI). Pelaksanaan peringatan Hari Guru seringkali tidak tampak. Lebih banyak yang tampak adalah peringatan HUT PGRI, bukan peringatan Hari Guru Nasional.

Peringatan Hari Guru Nasional yang sekaligus peringatan HUT PGRI berlangsung selama dua puluh tahun. Pada era pemerintahan Joko Widodo, tepatnya pada tahun 2015, ketika Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dijabat oleh Anies Baswedan, peringatan Hari Guru Nasional dipisah dari peringatan HUT PGRI. Itu merupakan keputusan politik, akhirnya menyulut perselisihan.

Anies Baswedan, selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan berpendapat bahwa peringatan Hari Guru tidak boleh dimonopoli satu organisasi guru saja. Seharusnya juga menjadi peringatan bagi seluruh guru meskipun bukan PGRI. Mengingat, di Indonesia selain PGRI juga ada asosiasi-asosiasi guru. Baca Artikel DAFTAR ASOSIASI GURU YANG ADA DI INDONSIA.

Itulah tadi sekilas penjelasan dan sejarah singkat lahirnya PGRI dan peringatan Hari Guru Nasional. Tahun ini, ketika Anies Baswedan tidak lagi menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, mungkin tidak ada lagi perselisihan anatara Kemendikbud dan Pengurus Besar PGRI. Setidaknya, PGRI dengan sejarah panjangnya, juga asosiasi guru yang baru muncul memiliki tujuan yang sama, yaitu turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa melalui jalur pendidikan dan pengajaran.

Salam Pendidikan, Salam !