Sabtu, 11 April 2020

Komponen propeller shaft dan fungsinya

Propeller shaft merupakan salah satu komponen yang termasuk pada sistem drive train/ sistem penggerak roda. Propeller shaft umum ditemukan pada mobil-mobil yang menggunakan penggerak belakang dan mobil berpengerak 4WD.

Secara umum propeller shaft memiliki fungsi untuk meneruskan putaran yang dihasilkan transmisi ke poros gardan. Namun begitu, untuk meneruskan putaran dari transmisi ke gardan pada kendaraan ini terbilang cukup rumit. Ada syarat-syarat khusus yang harus dipenuhi oleh propeller shaft seperti contohnya :
  • Mampu meneruskan gaya putar dari transmisi ke gardan secara lembut
  • Mampu bergerak bebas keatas, kebawah, kesamping selama meneruskan putaran dari transmisi ke gardan
  • Mampu bergerak maju mundur (sliding) saat terjadi perubahan sudut antara transmisi dengan gardan di jalan tidak rata dan bergelombang.

Oleh karena itu, propeller shaft ini di bentuk dari beberapa komponen lagi untuk dapat memenuhi syarat-syarat yang dibutuhkan oleh sebuah propeller shaft. Lantas apa saja sih komponen propeller shaft ini, dan apa saja fungsinya? Berikut adalah komponen propeler shaft dan fungsinya pada kendaraan.

Propeller shaft merupakan salah satu komponen yang termasuk pada sistem drive train Komponen propeller shaft dan fungsinya



1. Sleeve yoke


Sleeve yoke yang memiliki nama lain slip yoke, sliding joint, atau slip joint ini merupakan komponen propeller shaft yang pertama dan berfungsi sebagai penghubung antara poros transmisi dengan poros propeller melalui sebuah front universal joint.

Sleeve yoke terhubung dengan output shaft transmisi. Pada bagian ujung depan dari sleeve yoke ini terdapat sebuah poros yang dibagian dalamnya terdapat spline bergerigi yang akan mengikat dengan output shaft transmisi. Sedangkan pada bagian ujung belakangnya, sleeve yoke memiliki bentuk U yang akan terhubung dengan front universal joint.

Secara fungsi, sleve yoke memiliki 2 fungsi utama bagi propeller shaft yaitu:
  • Penghubung antara output shaft transmisi dengan drive shaft (batang propeller) melalui front universal joint.
  • Sebagai tempat bergesernya propeller shaft agar bisa memanjang atau memendek saat terjadi perubahan jarak akibat perubahan sudut pada roda dan gardan.


2. Universal joint


Universal joint pada propeller shaft kerap dikenal dengan sebutan cross joint, join kopel, spider joint, atau hook joint. Universal joint ini berbentuk seperti tanda tambah (+) dimana pada masing-masing ujungnya dipasang roller bearing.

Secara fungsi, universal joint memiliki 2 fungsi utama bagi propeller shaft yaitu
  • Sebagai penghubung antara antara sleeve yoke dengan drive shaft (batang propeller)
  • Sebagai komponen yang memungkinkan poros propeller tetap berputar saat terjadi perubahan sudut antara gardan dengan transmisi.

Ya, dengan adanya universal joint maka poros propeler dapat bergerak ke beberapa arah sudut sambil terus berputar untuk mengimbangi perubahan ketinggian saat melewati jalan tidak rata. Baca : Fungsi universal joint

Jumlah universal joint pada propeller shaft ini umumnya ada dua, dibagain ujung depan yang terhubung dengan output shaft transmisi, dan diujung bagian belakang yang terhubung dengan poros gardan. Namun begitu, ada pula propeller shaft yang memiliki lebih dari 2 universal joint dikenal sebagai propeller shaft tipe 3 joint, bahkan yang lebih dari 3 joint juga ada.

Jumlah universal joint pada propeller shaft sagat tergantung dari model dan jenis kendaraan. Semakin panjang wheel base kendaraan dan semakin berat bobot kendaraan yang digunakan, umumnya jumlah universal joint juga akan bertambah.

Baca juga :


3. Drive shaft (batang propeller)


Drive shaft (batang propeller) merupakan komponen utama dari propeller shaft. Secara umum, fungsi dari drive shaft (batang propeller) ini adalah sebagai bagian yang akan meneruskan gaya puntir dan putaran dari transmisi menuju ke poros gardan.

Batang propeller berbentuk seperti tabung memanjang, terbuat dari bahan besi baja campuran yang pada bagian tengahnya dibuat kosong. Dikedua ujung batang propeller ini terdapat sebuah besi berbentuk U yang akan terhubung dengan universal joint baik untuk universal joint bagian depan atau universal joint bagian belakang. Baca : Fungsi poros propeller

Pada titik-titik tertentu dari batang propeller ini, kita akan menemukan komponen tambahan terbuat dari besi baja yang dipasang menempel di badan batang propeller. Komponen ini dikenal dengan nama balance weight yang berfungsi untuk menyeimbangkan batang propeller saat berputar.


4. Flange yoke


Komponen propeller shaft yang selanjutnya adalah flange yoke. Flange yoke ini terbuat dari bahan besi baja campuran yang dibentuk seperti huruf U dimana pada bagian pangkal yang terhubung dengan poros gardan (differential) dibuat rata.

Flange yoke berfungsi sebagai penghubung antara drive shaft dengan poros gardan melalui rear universal joint. Selain itu, flange yoke ini juga memberikan kebebasan pada universal joint agar dapat bergerak bebas saat terjadi perubahan sudut antara transmisi dengan gardan.


5. Center bearing


Center bearing pada propeller shaft umumnya hanya ada pada propeller shaft tipe 3 joint atau lebih. Center bearing merupakan bearing yang dipasang tepat dibagian tengah di antara dua poros propeller.

Secara fungsi, setidaknya ada 4 fungsi yang dimiliki oleh center bearing pada proprller shaft, yaitu:
  • Sebagai penghubung antar dua poros propeller
  • Menjaga putaran poros propeller tetap stabil dan lurus
  • Mengurangi beban puntir pada batang propeller
  • Meredam getaran yang teradi saat batang propeller berputar.

Untuk lebih lengkapnya, silahkan baca pada artikel fungsi center bearing pada propeller shaft tipe 3 joint yang sudah pernah ombro posting sebelumnya.

Center bearing memiliki sebuah bracket yang dipasang langsung ke bodi/rangka kendaraan. Dengan begitu, propeller shaft dapat berputar dan bekerja dengan baik.

Artikel ini diarsipkan pada kategori : Teori-Otomotif