Minggu, 26 April 2020

Menerima Qada dan Qadar

Rukun iman keenam atau terakhir adalah percaya kepada qada dan qadar. Iman kepada Qada dan Qadar berarti percaya dan yakin sepenuh hati bahwa Allah SWT mempunyai kehendak, ketetapan, keputusan atas semua makhluk-Nya termasuk segala sesuatu yang meliputi semua kejadian yang menimpa makhluk. Kejadian itu bisa berupa hal baik atau buruk, hidup atau mati, kemunculan atau kemusnahan. Semua menjadi bukti dari kebesaran Allah SWT. Segala sesuatu telah ditetapkan oleh Allah. Berikut sedikit penjelasan mengenai Qada dan Qadar.

A. Memahami Makna Qada
Qada adalah keputusan atau ketetapan terhadap suatu ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah Swt. bagi makhluk-Nya. Qada dan qadar tidak dapat diubah dan tidak dapat ditunda atau dimundurkan. Dalam Q.S. al-¦Hadid/57:22, Allah Swt. menjelaskan berikut ini.

مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ
(maa ashaaba min mushiibatin fii al-ardhi walaa fii anfusikum illaa fii kitaabin min qabli an nabra-ahaa inna dzaalika 'alaa allaahi yasiirun)
Artinya:
”Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfμz) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah.” (Q.S. al-Hadid/57:22)

Contoh Qada
Sesuatu kejadian yang tidak dapat diubah atau tidak dapat ditunda merupakan contoh qada. Contoh-contoh qada antara lain sebagai berikut.
  1. Allah swt, Menetapkan  Bumi serta planet-planet lainnya berputar sesuai porosnya.
  2. Allah swt. Menetapkan matahari terbit pada siang hari serta bulan dan bintang tampak pada malam hari .
  3. Allah swt. Menetapkan kapan laut harus pasang dan surut .
  4. Allah swt. Menetapkan setiap mahluk pasti mati .
  5. Allah swt. Menetapkan mahluk-Nya untuk berjenis kelamin laki-laki atau perempuan.
  6. Allah swt. Menetapkan seseorang lahir .

Hikmah Beriman kepada Qada
Seseorang yang beriman kepada qada akan bersikap dan berperilaku, antara lain sebagai berikut.
  1. Datang ke sekolah atau kegiatan lainnya tepat waktu.
  2. Memanfaatkan waktu untuk belajar dan hal lain yang positif.
  3. Menerima berapa pun uang jajan yang diberikan orang tua.
  4. Tidak bersikap sombong di rumah, di sekolah atau di lingkungan masyarakat
  5. Berhati-hati jika berada di tempat keramaian atau di jalan raya yang padat kendaraan.
  6. Bertanggung jawab atas tugas yang diberikan kepadanya.
  7. Santun dan rendah hati dalam bersikap di mana pun ia berada.

B. Memahami Makna Qadar
Qadar atau takdir adalah segala ketentuan Allah Swt. yang telah berlaku terhadap semua makhluk-Nya. Namun, qadar dapat diubah dengan usaha manusia atau ikhtiar. Ikhtiar artinya usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan dalam hidupnya. Sesuatu itu terjadi atau tidak terjadi pasti ada sebabnya. Kita bekerja keras sehingga berhasil dan sukses. Keberhasilan usaha bergantung pada gigih atau tidaknya usaha kita.

Kesuksesan tidak datang sendiri, tetapi diusahakan dengan sungguh-sungguh. Artinya, kita ingin menjadi anak pintar harus ikhtiar atau belajar dengan giat. Seperti firman Allah Swt. di dalam Q.S. ar-Ra’d/13:11 berikut.

لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ ۗ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ ۚ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ
(lahu mu'aqqibaatun min bayni yadayhi wamin khalfihi yahfazhuunahu min amri allaahi inna allaaha laa yughayyiru maa biqawmin hattaa yughayyiruu maa bi-anfusihim wa-idzaa araada allaahu biqawmin suu-an falaa maradda lahu wamaa lahum min duunihi min waalin)

Artinya:
”Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia."

Setiap manusia wajib berusaha agar dapat mengubah nasibnya. Kita tidak boleh menyerah
pada kesulitan-kesulitan sebelum berusaha. Kita diwajibkan berusaha. Segala sesuatu yang kita peroleh tidak datang dengan sendirinya, tetapi harus diusahakan.

Contoh-Contoh Qadar
Berikut contoh-contoh qadar.
  1. Menjadi pintar dan menjadi juara kelas karena belajar dan berdoa.
  2. Menjadi juara lomba pidato atau juara lomba cerdas cermat karena gigih berlatih.
  3. Menjadi anak yang disenangi dalam pergaulan karena ramah dan suka menyapa kepada siapa saja.
  4. Menjadi juara lomba tahsinul khat karena berlatih dengan giat dan tekun.
  5. Menjadi anak yang pandai membaca al-Qur'an dan menjadi qari/qariah terbaik di sekolah atau sampai ke tingkat provinsi harus usaha yang gigih.
Rukun iman keenam atau terakhir adalah percaya kepada qada dan qadar Menerima Qada dan Qadar
Hikmah Beriman kepada Qadar
Seseorang yang beriman kepada qadar akan bersikap dan berperilaku, antara lain sebagai berikut.
  1. Menyadari bahwa semua cita-cita yang diinginkan harus diusahakan.
  2. Memiliki rasa percaya diri dalam menghadapi tugas. Misalnya mengerjakan PR sendiri.
  3. Giat dan disiplin dalam belajar. Misalnya, sebelum berangkat tidur, harus belajar terlebih dahulu
  4. Melatih diri untuk banyak bersyukur, bersabar, dan selalu berusaha.
  5. Menjauhkan diri dari sifat sombong karena menganggap semua itu adalah karunia Allah Swt.

Materi Diskusi:
”Maryam menjadi juara pertama lomba pidato. Maryam membawa nama baik sekolahnya. Banyak kawan Maryam yang ingin sekali menjadi juara lomba pidato, kaligrafi, membaca puisi Islami dan keterampilan agama lainnya. Nah, anak-anak, bagaimana caranya agar menjadi menjadi juara pidato, menulis kaligrafi, baca puisi Islami dan baca al-Qur’an? Silakan diskusikan!"
Untuk bisa menjadi juara pidato, menulis kaligrafi, baca puisi Islami dan baca al-Qur’an dibutuhkan usaha yang keras dengan cara berlatih dengan tekun. Seperti yang dilakukan oleh Maryam yaitu melatih diri berpidato di muka kaca di kamarnya dan merekam para ustad atau ustadzah yang berceramah di televisi.